Title: Dreams
Author: Me
Author: Me
Characters: Sarah, Brendon, Grace (Brendon's mom), Boyd (Brendon's dad)
Rating:NC-17
Length: 1485 words
Summary: Sarah has been joined a whole new dimesion that she ever had ever since she had dreaming about. Meet with Brendon Urie who still 17 years old and didn't know he will be famous. She even found herself in a place she never had known. And also, meet with his parents.
Author's Note: Awawawawawaw. Reaally great to having a big post like this yaay! Maaf banget kalau ceritanya agak basi. tapi dikomen, dan direview ya :-)) indonesian, but the conversation is all english. so i hope you all know what is this all about.
Allow yourself to read.
Rating:NC-17
Length: 1485 words
Summary: Sarah has been joined a whole new dimesion that she ever had ever since she had dreaming about. Meet with Brendon Urie who still 17 years old and didn't know he will be famous. She even found herself in a place she never had known. And also, meet with his parents.
Author's Note: Awawawawawaw. Reaally great to having a big post like this yaay! Maaf banget kalau ceritanya agak basi. tapi dikomen, dan direview ya :-)) indonesian, but the conversation is all english. so i hope you all know what is this all about.
Allow yourself to read.
Hah? Gue lagi di mana? Batin Sarah.
Yang
pasti ini bukan di kamar. Alice juga enggak ada. Gak mungkin sudah sore lagi,
perasaan baru sebentar ia memejamkan matanya. Ini, di taman?
“Hello?
What the fuck are you doing?” Tanya seseorang di depannya.
“Ini
gue lagi di mana?”
“Excuse
me? I don’t know where are you from but you must be not in this town.”
Hah?
Town, katanya? Pikirannya masih belum jelas.
“Sorry.”
Ujar Sarah, sebelum ia melihat seseorang yang dari tadi berbicara bahasa
Inggris terus di depannya.
Tunggu.
Rambut cokelat tua, mata yang berwarna cokelat indah, punya freckles, badan
kurus, sepertinya pernah kenal.
“Who
are you?” Tanya Sarah.
“Brendon?”
Brendon..Brendon…
Brendon Urie? Manusia setengah dewa Brendon Boyd Urie? Ini pasti mimpi banget.
Namun dia terlihat berbeda. Brendon yang dilihat Sarah sekarang lebih muda dan
kurus. Masih bergaya emo. Tunggu. Sekarang dia berada di mana sampai bisa
bertemu Brendon ?
“Where
am I?”
“Las
Vegas.”
Ini pasti mimpi banget. Jika ia benar-benar berada di
Las Vegas, pasti ia akan melihat iPod di tangannya. Masalahnya, itu adalah CD
player.
“In
what year ?”
“Two
thousand and four.”
“So
you’re saying that you are not from this country and have a sleepover with your
best friend, then boom whack in one single blink you’re here at once.” Tanya
Brendon setelah ia membantu Sarah berdiri dan sekarang berada di taman di Las Vegas dengan milkshake
strawberry di tangan mereka berdua. Matahari semakin ingin bersembunyi ketika
bulan ingin memamerkan tubuhnya yang putih.
“That
was weird.”ujar Brendon.
“Tell
me about it. I had given with my best friend this necklace when I was gonna
sleep.” Balas Sarah sambil menunjukkan kalung permata di lehernya. “I hope this
is just a dream.”
Tiba-tiba
mereka berdua terdiam.
Dan
entah kenapa wajah mereka sama-sama merah.
“Hey
I haven’t asking about you. What’s your name?”
“Sarah.
Just call me Sarah.”
“Wow.
Sarah. What a cute name.”
Wajah
Sarah semakin merah padam. Ini pasti Brendon ngegombal lagi.
“So
you’re still on high school?”
“Yeah,
you?”
“In
the journey to the last exam. So same.”
“You’re
funny.”
“So
I should say thanks or..”
“Nothing.”
Kembali
lagi. Terjadi keheningan yang terlalu lama untuk mereka sadari hingga bulan
memulai aksinya bersama ribuan bintang lainnya.
“Where
will you gonna stay now?” Tanya Brendon lagi di saat keheningan mereka.
“I
don’t know. I don’t really think I have any money and I didn’t bring my
clothes.”
“How
about my house?”
“Excuse
me?”
Oke.
Shock. Kenapa tiba-tiba Brendon yang belum tahu apa-apa tentang dirinya sendiri
di masa depan yang sungguh cerah ini mau memberikan tempat buatku di rumah dia
dan yang pasti orang tuanya pasti akan mengetahui aku dan dianggap sebagai
orang asing yang bisa saja akan melakukan tindakan kriminal bagi keluarga
mereka? Sepertinya Alice benar. Sarah harus mengurangi sindrom terlalu banyak
imajinasinya.
“Yeah.
You know, you’re in my house for some time and if you find your own way home
you could leave our house or something like that.”
“Are
you sure? I meant there will be your parents and I don’t wanna make you guys
feel uncomfortable.”
“Nah,
that’s okay. My brothers and sisters’ are now living by their own, so it’s
kinda like a bit lonely in our house. ”
Kesempatan
banget. Kapan lagi bisa pergi ke rumah keluarga besar Urie dan ketemu dengan
keluarganya sebelum mereka tahu anaknya adalah seorang superstar di masa depan?
Kapan lagi bisa tahu rahasia-rahasia kecilnya di masa lalu yang pastinya akan
lebih susah diketahui orang banyak?
“Alright.
As long as you promise me to do nothing suspicious. I hate being like that.”
Dan
dia ketawa. Demi Tuhan itu adalah senyuman yang paling manis yang pernah
seorang cowok beri kepada Sarah.
“No
way. Now, come on.”
“Wow.
You have a really big house.” Kagumnya saat mereka telah tiba di rumah Brendon.
Rumah yang sangat luas-hampir tiga kali lipat luas rumahnya-dengan bangunan
besar berwarna putih dan terkesan mewah namun sangat sederhana, mengingatkan
Sarah akan rumahnya. Tuhan, apa ini cuma mimpi?
“Mom,
I’m hooome!” seru Brendon. Anak ini benar-benar manja sekali. Tipikal sayang
mama-papa. Langka.
“Oh
BrennyBear you’re here! Why are you late? I’ve made you turkey and.. who’s the
girl with you, sweetheart?”
Rasanya
aku ingin tertawa mendengar panggilan ibunya kepada Brendon. Really? Vokalis
band rock terkenal di dunia dipanggil Brennybear oleh orang tuanya karena
terlalu sayang kepada anak bungsunya. Hei. Ia fans Panic! At The Disco. Pasti
dia tahu keluarga Urie.
“Mom,
not here!” cemberut Brendon. God, isn’t he so cute with that?
“Oh
my god, sorry! And what’s your name, sweetie?”
“I’m
Sarah, Mrs. Urie. Nice to meet you.”
“Nice
to meet you too, Sarah.“ ujar mama Brendon. “Boyd, come over here!”
“What
happened, sweetheart?”
Tiba-tiba
orang yang dipanggil Boyd itu muncul. Tubuhnya gendut, banget, rambutnya
keperakan. Raut mukanya ramah. Mungkin karena faktor keturunan keluarga Urie
ramah-ramah semua.
“Oh,
we have a guest! Brendon, who’s this girl?” seru Boyd.
“It’s
his new girlfriend, Sarah.” Bisik istrinya.
“No,
we’re not!” ujar kami berdua bersamaan. Wah. Kebetulan.
“No,
mom, dad! I mean, I just met Sarah a few hours ago and she lost. She didn’t
come from here and don’t know where to stay. Can we please keep her for a
while?” jelas Brendon. Seperti Sarah ini ialah anjing peliharaan yang hilang
ditinggal majikannya.
“Oh
my gosh! How?”
“Well,
I… ” Sarah pun bingung bagaimana cara menjelaskannya. Tidak mungkin dia
menceritakan yang sebenarnya, karena yang pasti ia akan diusir dan tidak akan
pernah diizinkan untuk kembali.
“…She
was found herself at the park while she was sleeping with her friends, and
maybe because they forgot they have Sarah so they left away and she was very
new in here and didn’t know how to find them.”
Wow.
Gimana bisa Brendon mengerti keadaannya ya sedang bingung ini? Sepertinya ia
akan membuat namanya sebagai daftar terima kasih yang paling utama.
“Yeah.
Like that.” Sambung Sarah.
“Well,
of course we will welcome you here! Brendon’s friend is our friend too, you
know.” Ujar mamanya Brendon. “By the way, I’m Brendon’s mom. But just call me
Grace.” Serunya dengan senyum yang mengambang. Setidaknya ia tahu Brendon dapat
senyum yang sangat manis dari ibunya.
“I
think we should let her rest.” Ujar Boyd.
“Yeah.
She was really tired.” Timpal Brendon.
“But
how about my turkey? I made it by myself!”
“Grace!
She was so tired! Why don’t you let her some rest?”
“Well
how about you?”
Dan
ketiga keluarga itu menghadap ke arahnya sekarang. Mati. Harus jawab apalagi,
nih?
“I
think I wanna have some rest from now. Thanks for the turkey, Mrs. Grace. I
think tomorrow I can fix it for you.”
Grace
terlihat agak kecewa. Namun apa boleh buat. Sambil tersenyum, ia berkata
“That’s so nice of you, Sarah. Now, Brendon, could you show her Kara’s room?”
“How
did you know I don’t wanna tell your mom the truth?” Tanya Sarah setelah mereka
berdua tiba di kamar Kara, kakaknya Brendon yang sekarang tinggal di New York.
“Well,
you were kinda shocked like how the fuck will I said to them. If I were you I
will do the same thing.”
“What
a nice of you.”
“Now
do some changes. I wanna know if you have the same size with Kara or not.”
Sarah
segera masuk ke dalam kloset Kara. Apakah ini kebiasaan orang Amerika atau
apakah pakaian tidur seorang cewek itu lingerie dan bukan piyama? Setelah
mencari-cari pakaian yang paling sopan-setidaknya-, ia keluar dari kloset itu
yang walaupun cantik namun vulgar.
“What
do you think?”
“Wow.”
“Wow?”
“Yeah,
wow. You are the perfect match for my sister!”
“Thanks,
Brendon.” Balas Sarah sambil tersenyum.
Masa
sunyi terulang kembali. Namun kali ini sunyi yang menenangkan, menegangkan, dan
hanya suara degup jantung mereka berdua yang terdengar.
“So..”
Brendon berdeham. “I think you might wanna catch us on tomorrow because me and
my band are gonna practice some songs, and we just got signed from Pete Wentz.”
Apa?
Menonton konser mereka untuk pertama kali dan untuk dirinya sendiri? Itu ialah
impian semua fans-tepatnya semua orang yang pernah mendengar Panic! At The
Disco karena akan bertemu Ryan, Spencer, dan Brent yang sangat langka- yang
hampir mustahil dialami semua orang. Dan dia mendapatkan kesempatan itu.
Rasanya ia ingin berteriak dan memeluk Brendon. Tapi..
“Cool.
I will. I hope it will be amazing.”
“Really?
You sure?”
“Of
course. I also wanna meet some of your friends. Sure it will be good with you.”
Senyum
Brendon semakin melebar. Dia tidak menyangka cewek yang baru dia temui akan
melihat latihan bandnya. Dan ia sangat yakin Sarahlah yang akan menjadi fans
pertama mereka.
“Well,
thanks. And good night.” Tutup Brendon sambil menutup pintu kamar Kara.
Sepeninggal
Brendon, Sarah pun menarik selimut di tempat tidurnya. Mudah-mudahan ini cuma
mimpi. Mudah-mudahan ini tidak nyata. Ini terlalu tidak masuk akal. Brendon
Urie melempar senyum padanya, dan ia menginap di rumah vokalis terbaik di
dunia. Lebih baik ia pejamkan mata saja. Ini adalah mimpi terindah yang pernah
ia alami.
“Elo
sempet ganti baju?”
No comments:
Post a Comment