Wednesday, March 14, 2012

Count Me Away Before You Sleep - Chapter 2

Title: Dreams
Author: Me
Characters: Sarah, Brendon, Grace (Brendon's mom), Boyd (Brendon's dad)
Rating:NC-17
Length: 1485 words
Summary: Sarah has been joined a whole new dimesion that she ever had ever since she had dreaming about. Meet with Brendon Urie who still 17 years old and didn't know he will be famous. She even found herself in a place she never had known. And also, meet with his parents.
Author's Note: Awawawawawaw. Reaally great to having a big post like this yaay! Maaf banget kalau ceritanya agak basi. tapi dikomen, dan direview ya :-)) indonesian, but the conversation is all english. so i hope you all know what is this all about.

Allow yourself to read.








                Hah? Gue lagi di mana? Batin Sarah.
                Yang pasti ini bukan di kamar. Alice juga enggak ada. Gak mungkin sudah sore lagi, perasaan baru sebentar ia memejamkan matanya. Ini, di taman?
                “Hello? What the fuck are you doing?” Tanya seseorang di depannya.
                “Ini gue lagi di mana?”
                “Excuse me? I don’t know where are you from but you must be not in this town.”
                Hah? Town, katanya? Pikirannya masih belum jelas.
                “Sorry.” Ujar Sarah, sebelum ia melihat seseorang yang dari tadi berbicara bahasa Inggris terus di depannya.
                Tunggu. Rambut cokelat tua, mata yang berwarna cokelat indah, punya freckles, badan kurus, sepertinya pernah kenal.
                “Who are you?” Tanya Sarah.
                “Brendon?”
                Brendon..Brendon… Brendon Urie? Manusia setengah dewa Brendon Boyd Urie? Ini pasti mimpi banget. Namun dia terlihat berbeda. Brendon yang dilihat Sarah sekarang lebih muda dan kurus. Masih bergaya emo. Tunggu. Sekarang dia berada di mana sampai bisa bertemu Brendon ?
                “Where am I?”
                “Las Vegas.”
                Ini pasti mimpi banget. Jika ia benar-benar berada di Las Vegas, pasti ia akan melihat iPod di tangannya. Masalahnya, itu adalah CD player.
                “In what year ?”
                “Two thousand and four.”

                “So you’re saying that you are not from this country and have a sleepover with your best friend, then boom whack in one single blink you’re here at once.” Tanya Brendon setelah ia membantu Sarah berdiri dan sekarang  berada di taman di Las Vegas dengan milkshake strawberry di tangan mereka berdua. Matahari semakin ingin bersembunyi ketika bulan ingin memamerkan tubuhnya yang putih.
                “That was weird.”ujar Brendon.
                “Tell me about it. I had given with my best friend this necklace when I was gonna sleep.” Balas Sarah sambil menunjukkan kalung permata di lehernya. “I hope this is just a dream.”
                Tiba-tiba mereka berdua terdiam.
                Dan entah kenapa wajah mereka sama-sama merah.
                “Hey I haven’t asking about you. What’s your name?”
                “Sarah. Just call me Sarah.”
                “Wow. Sarah. What a cute name.”
                Wajah Sarah semakin merah padam. Ini pasti Brendon ngegombal lagi.
                “So you’re still on high school?”
                “Yeah, you?”
                “In the journey to the last exam. So same.”
                “You’re funny.”
                “So I should say thanks or..”
                “Nothing.”
                Kembali lagi. Terjadi keheningan yang terlalu lama untuk mereka sadari hingga bulan memulai aksinya bersama ribuan bintang lainnya.
                “Where will you gonna stay now?” Tanya Brendon lagi di saat keheningan mereka.
                “I don’t know. I don’t really think I have any money and I didn’t bring my clothes.”
                “How about my house?”
                “Excuse me?”
                Oke. Shock. Kenapa tiba-tiba Brendon yang belum tahu apa-apa tentang dirinya sendiri di masa depan yang sungguh cerah ini mau memberikan tempat buatku di rumah dia dan yang pasti orang tuanya pasti akan mengetahui aku dan dianggap sebagai orang asing yang bisa saja akan melakukan tindakan kriminal bagi keluarga mereka? Sepertinya Alice benar. Sarah harus mengurangi sindrom terlalu banyak imajinasinya.
                “Yeah. You know, you’re in my house for some time and if you find your own way home you could leave our house or something like that.”
                “Are you sure? I meant there will be your parents and I don’t wanna make you guys feel uncomfortable.”
                “Nah, that’s okay. My brothers and sisters’ are now living by their own, so it’s kinda like a bit lonely in our house. ”
                Kesempatan banget. Kapan lagi bisa pergi ke rumah keluarga besar Urie dan ketemu dengan keluarganya sebelum mereka tahu anaknya adalah seorang superstar di masa depan? Kapan lagi bisa tahu rahasia-rahasia kecilnya di masa lalu yang pastinya akan lebih susah diketahui orang banyak?
                “Alright. As long as you promise me to do nothing suspicious. I hate being like that.”
                Dan dia ketawa. Demi Tuhan itu adalah senyuman yang paling manis yang pernah seorang cowok beri kepada Sarah.
                “No way. Now, come on.”

                “Wow. You have a really big house.” Kagumnya saat mereka telah tiba di rumah Brendon. Rumah yang sangat luas-hampir tiga kali lipat luas rumahnya-dengan bangunan besar berwarna putih dan terkesan mewah namun sangat sederhana, mengingatkan Sarah akan rumahnya. Tuhan, apa ini cuma mimpi?
                “Mom, I’m hooome!” seru Brendon. Anak ini benar-benar manja sekali. Tipikal sayang mama-papa. Langka.
                “Oh BrennyBear you’re here! Why are you late? I’ve made you turkey and.. who’s the girl with you, sweetheart?”
                Rasanya aku ingin tertawa mendengar panggilan ibunya kepada Brendon. Really? Vokalis band rock terkenal di dunia dipanggil Brennybear oleh orang tuanya karena terlalu sayang kepada anak bungsunya. Hei. Ia fans Panic! At The Disco. Pasti dia tahu keluarga Urie.
                “Mom, not here!” cemberut Brendon. God, isn’t he so cute with that?
                “Oh my god, sorry! And what’s your name, sweetie?”
                “I’m Sarah, Mrs. Urie. Nice to meet you.”
                “Nice to meet you too, Sarah.“ ujar mama Brendon. “Boyd, come over here!”
                “What happened, sweetheart?”
                Tiba-tiba orang yang dipanggil Boyd itu muncul. Tubuhnya gendut, banget, rambutnya keperakan. Raut mukanya ramah. Mungkin karena faktor keturunan keluarga Urie ramah-ramah semua.
                “Oh, we have a guest! Brendon, who’s this girl?” seru Boyd.
                “It’s his new girlfriend, Sarah.” Bisik istrinya.
                “No, we’re not!” ujar kami berdua bersamaan. Wah. Kebetulan.
                “No, mom, dad! I mean, I just met Sarah a few hours ago and she lost. She didn’t come from here and don’t know where to stay. Can we please keep her for a while?” jelas Brendon. Seperti Sarah ini ialah anjing peliharaan yang hilang ditinggal majikannya.
                “Oh my gosh! How?”
                “Well, I… ” Sarah pun bingung bagaimana cara menjelaskannya. Tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya, karena yang pasti ia akan diusir dan tidak akan pernah diizinkan untuk kembali.
                “…She was found herself at the park while she was sleeping with her friends, and maybe because they forgot they have Sarah so they left away and she was very new in here and didn’t know how to find them.”
                Wow. Gimana bisa Brendon mengerti keadaannya ya sedang bingung ini? Sepertinya ia akan membuat namanya sebagai daftar terima kasih yang paling utama.
                “Yeah. Like that.” Sambung Sarah.
                “Well, of course we will welcome you here! Brendon’s friend is our friend too, you know.” Ujar mamanya Brendon. “By the way, I’m Brendon’s mom. But just call me Grace.” Serunya dengan senyum yang mengambang. Setidaknya ia tahu Brendon dapat senyum yang sangat manis dari ibunya.
                “I think we should let her rest.” Ujar Boyd.
                “Yeah. She was really tired.” Timpal Brendon.
                “But how about my turkey? I made it by myself!”
                “Grace! She was so tired! Why don’t you let her some rest?”
                “Well how about you?”
                Dan ketiga keluarga itu menghadap ke arahnya sekarang. Mati. Harus jawab apalagi, nih?
                “I think I wanna have some rest from now. Thanks for the turkey, Mrs. Grace. I think tomorrow I can fix it for you.”
                Grace terlihat agak kecewa. Namun apa boleh buat. Sambil tersenyum, ia berkata “That’s so nice of you, Sarah. Now, Brendon, could you show her Kara’s room?”

                “How did you know I don’t wanna tell your mom the truth?” Tanya Sarah setelah mereka berdua tiba di kamar Kara, kakaknya Brendon yang sekarang tinggal di New York.
                “Well, you were kinda shocked like how the fuck will I said to them. If I were you I will do the same thing.”
                “What a nice of you.”
                “Now do some changes. I wanna know if you have the same size with Kara or not.”
                Sarah segera masuk ke dalam kloset Kara. Apakah ini kebiasaan orang Amerika atau apakah pakaian tidur seorang cewek itu lingerie dan bukan piyama? Setelah mencari-cari pakaian yang paling sopan-setidaknya-, ia keluar dari kloset itu yang walaupun cantik namun vulgar.
                “What do you think?”
                “Wow.”
                “Wow?”
                “Yeah, wow. You are the perfect match for my sister!”
                “Thanks, Brendon.” Balas Sarah sambil tersenyum.
                Masa sunyi terulang kembali. Namun kali ini sunyi yang menenangkan, menegangkan, dan hanya suara degup jantung mereka berdua yang terdengar.
                “So..” Brendon berdeham. “I think you might wanna catch us on tomorrow because me and my band are gonna practice some songs, and we just got signed from Pete Wentz.”
                Apa? Menonton konser mereka untuk pertama kali dan untuk dirinya sendiri? Itu ialah impian semua fans-tepatnya semua orang yang pernah mendengar Panic! At The Disco karena akan bertemu Ryan, Spencer, dan Brent yang sangat langka- yang hampir mustahil dialami semua orang. Dan dia mendapatkan kesempatan itu. Rasanya ia ingin berteriak dan memeluk Brendon. Tapi..
                “Cool. I will. I hope it will be amazing.”
                “Really? You sure?”
                “Of course. I also wanna meet some of your friends. Sure it will be good with you.”
                Senyum Brendon semakin melebar. Dia tidak menyangka cewek yang baru dia temui akan melihat latihan bandnya. Dan ia sangat yakin Sarahlah yang akan menjadi fans pertama mereka.
                “Well, thanks. And good night.” Tutup Brendon sambil menutup pintu kamar Kara.
                Sepeninggal Brendon, Sarah pun menarik selimut di tempat tidurnya. Mudah-mudahan ini cuma mimpi. Mudah-mudahan ini tidak nyata. Ini terlalu tidak masuk akal. Brendon Urie melempar senyum padanya, dan ia menginap di rumah vokalis terbaik di dunia. Lebih baik ia pejamkan mata saja. Ini adalah mimpi terindah yang pernah ia alami.
                “Elo sempet ganti baju?”

No comments:

Post a Comment